Thursday, 15 April 2021

RAGAM HIAS PADA BAHAN KAYU - CH. 10 - SENI BUDAYA KELAS 7

 

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu Beserta Contohnya

Ragam hias pada bahan kayu adalah pola hias yang diterapkan pada media kayu dan dikerjakan dengan teknik tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari, kayu merupakan bahan yang tidak asing, bahkan sering digunakan untuk pembuatan barang-barang tertentu salah satunya adalah benda kerajinan. Karena memiliki sifat yang khas, terkadang kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain. Ragam hias pada bahan kayu disebut juga dengan ornamen. Kegunaan dari ragam hias adalah untuk menambah nilai keindahan (estetis) dari benda atau produk yang diciptakan dari bahan kayu tersebut.

Penerapan ragam hias pada bahan kayu dapat dilakukan dengan cara apa? Pada umumnya penciptaan ragam hias pada kayu dilakukan dengan cara melukis, mengukir, dan gabungan antara melukis dan mengukir. Meskipun ada beberapa cara lain dalam membuat ragam hias pada kayu seperti teknik menempel objek tertentu pada permukaan kayu dengan tujuan sama yaitu sebagai hiasan, namun teknik ini kurang populer di masyarakat.

Ragam hias pada bahan kayu berfungsi untuk menambah nilai estetis sekaligus nilai ekonomis dari benda kerajinan yang diciptakan. Bahkan di beberapa daerah ragam hias juga memiliki fungsi religi sesuai kepercayaan adat suatu daerah. Ragam hias pada bahan kayu terdapat pada benda-benda seni maupun benda kerajinan seperti pada produk-produk meubel, meja, kursi, almari, dan lain-lain.

Pengertian Ragam Hias pada Bahan Kayu

Pengertian ragam hias pada kayu adalah bentuk dasar hiasan yang disusun sesuai pola yang diterapkan pada kayu, fungsinya untuk menambah keindahan. Ragam hias pada kayu sering dijumpai pada bagian-bagian rumah, misalnya pintu, jendela, bagian tiang rumah, dan bagian-bagian rumah lainnya. Selain digunakan sebagai bagian dari keindahan rumah, pada umumnya ragam hias juga berfungsi sebagai penolak bala atau penghormatan kepada roh leluhur.

penerapan-ragam-hias-pada-bahan-kayu

Bentuk ragam hias sangat beraneka ragam, bahkan setiap daerah di Indonesia memiliki pola ragam hias yang menjadi ciri khas daerahnya. Penciptaan ragam hias pada umumnya terinspirasi dari keanekaragaman hayati yang terdapat di setiap daerah tersebut. Jenis-jenis ragam hias yang sudah banyak dikenal masyarakat antara lain ragam hias flora (motif hias yang dikembangkan dari objek flora/ tumbuhan), ragam hias fauna (motif hias yang dikembangkan dari objek fauna/ hewan), ragam hias figuratif (motif hias yang dikembangkan dari objek manusia), ragam hias geometris (motif hias yang dikembangkan dari bentuk geometris), dan ragam hias polygonal (motif hias yang dikembangkan dari bentuk polygonal).

Keanekaragaman jenis motif ragam hias daerah tidak hanya diterapkan pada produk kerajinan berbahan kayu, namun juga diterapkan pada beberapa produk kerajinan berbahan lainnya, seperti kerajinan tradisional berbahan kain, kulit, logam, keramik, kaca, dan batu alam. Penerapan ragam hias pada berbagai bahan ini memerlukan teknik dan cara yang berbeda tergantung bahan yang digunakan. Sebagai contoh misalnya, ragam hias pada bahan kayu yang sifatnya kaku memerlukan teknik yang berbeda dengan penerapan ragam hias pada bahan tekstil yang sifatnya elastis.

Kayu merupakan hasil sumberdaya alam yang keberadaannya cukup melimpah di sekitar kita. Oleh karena itu berbagai macam peralatan dan benda-benda kebutuhan masyarakat menggunakan kayu sebagai bahan pembuatannya. Terdapat beberapa jenis kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan benda kebutuhan masyarakat.

Jenis-jenis kayu tersebut antara lain seperti kayu keras yang sering dimanfaatkan sebagai konstruksi bangunan maupun bahan pembuatan benda kerajinan dengan kualitas bahan yang bagus, seperti kayu jati, kayu sonokeling, kayu ulin/ kayu besi, kayu merbau, kayu meranti, kayu eboni, dll. Ada pula jenis kayu lunak yang sering dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kerajinan maupun bahan bangunan di dalam ruangan yang memiliki kualitas ketahanan yang rendah seperti kayu sengon, kayu mahoni, kayu cemara, dan lain-lain.

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu

Penerapan ragam hias pada kayu umumnya terdapat di atas permukaan kayu berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Banyak perabotan dari kayu dan bagian bangunan yang diberi sentuhan ragam hias dengan tujuan untuk menambah nilai keindahan dan juga mengandung makna simbolis. Hal ini banyak dilakukan oleh masyarakat adat tradisional sebagai bentuk budaya yang dilakukan secara turun temurun.

Penerapan ragam hias pada bahan kayu terdapat pada benda-benda kerajinan tradisional antara lain seperti topeng kayu, tameng/ perisai kayu, bagian rumah adat tradisional, perabotan rumah tangga, hiasan dinding, dan lain-lain.

Berikut contoh penerapan ragam hias pada kayu :

1. Contoh Ragam Hias pada Kerajinan Topeng Kayu

ragam-hias-pada-topeng-kayu

2. Contoh Ragam Hias pada Tameng/Perisai

ragam-hias-pada-tameng-kayu

3. Contoh Ragam Hias pada Rumah Adat

ragam-hias-kayu-pada-rumah-adat

4. Perabot Rumah tangga

ragam-hias-pada-meja-kursi-kayu

5. Hiasan Dinding

ragam-hias-pada-hiasan-dinding-kayu

Teknik Penerapan Ragam Hias pada Kayu

Teknik berkarya seni dengan memberikan sentuhan ragam hias pada benda-benda produk kerajinan kayu ini sudah ada sejak zaman prasejarah dan semakin berkembang pada zaman kerajaan. Terdapat 3 teknik atau cara yang umum digunakan masyarakat dalam memberikan sentuhan ragam hias pada benda-benda kerajinan yang terbuat dari kayu. Penerapan ragam hias pada bahan kayu dilakukan dengan cara, yaitu melukis atau menggambar, mengukir dan gabungan melukis dan mengukir pada permukaan kayu.

Dalam menerapkan ragam hias pada kayu dilakukan diatas permukaan kayu pada benda atau bahan kayu baik 2 dimensi maupun 3 dimensi. Pemberian ragam hias pada kayu harus dilakukan dengan menerapkan prosedur atau tahapan yang tepat agar memperoleh hasil yang maksimal. Memilih teknik penerapan ragam hias pada kayu yang paling tepat adalah menyesuaikan bahan atau jenis kayu yang digunakan serta tujuan pembuatan benda atau produk kerajinan yang dibuat. Misal jika ingin membuat salah satu perabotan rumah seperti meja menggunakan bahan kayu jati yang paling tepat adalah dengan teknik ukir atau gabungan teknik ukir dan lukis, bukan menggunakan teknik lukis saja.

Jelaskan Tiga Teknik Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu?

Tiga Teknik yang sering digunakan dalam menerapkan ragam hias pada bahan kayu adalah dengan cara menggambar atau melukis, mengukir, serta gabungan menggambar/melukis dan mengukir. Mengukir berarti membuat ragam hias dengan cara memahat permukaan kayu dan dibentuk seperti relief. Teknik menggambar dibuat pada permukaan benda atau barang seni yang sudah jadi. Setiap teknik yang digunakan akan menghasilkan karya seni yang berbeda-beda. Dengan teknik ukir menghasilkan bahan kayu yang memiliki tekstur jelas, sedangkan dengan cara dilukis menghasilkan tekstur halus.

Sebelum membahas teknik penerapan ragam hias pada kayu, tahap pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan desain ragam hias yang akan dibuat. Desain ragam hias dapat berupa ragam hias flora, fauna, geometris, figuratif, maupun polygonal. Setelah menentukan dan membuat desain atau motif ragam hias pada kertas, selanjutnya memindahkan motif tersebut ke atas permukaan kayu, hal ini sangat penting dilakukan untuk meminimalkan kesalahan dalam proses pembuatan ragam hias pada bahan kayu. Setelah proses penggambaran motif dilakukan, selanjutnya tinggal menerapkan teknik yang dipilih apakah menggunakan teknik melukis, mengukir atau gabungan keduanya.

1. Teknik Mengukir Pada Kayu

Salah satu teknik penerapan ragam hias pada bahan kayu adalah teknik ukir. Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola di atas permukaan benda. Seni ukir kayu atau ukiran kayu merupakan gambar hiasan yang dibentuk dengan cara dipahat untuk mengurangi bagian kayu yang akan menimbulkan bentuk cekung dan cembung sehingga membentuk permukaan yang indah. Istilah seni ukir kayu sudah tidak asing lagi karena dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat karya ini di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekolah.

Penerapan karya ukir dapat kita jumpai pada rumah adat. Misalnya pada berbagai rumah adat Jawa, Batak, Melayu, Dayak, dan sebagainya. Selain itu, ukiran kayu juga terdapat pada produk perlengkapan rumah tangga, seperti kursi, meja, lemari, tempat tidur, dan perlengkapan lainnya. Pola ukir kayu di Indonesia memiliki motif yang berbeda-beda di tiap daerah. Hal ini disebabkan oleh perbedaan budaya masyarakat serta topografinya.

a. Alat untuk Mengukir

Terdapat beberapa jenis alat untuk mengukir, antara lain yaitu;

1. Pahat

alat-untuk-mengukir

Ada dua jenis mata pahat, yaitu mata pahat mendatar dan mata pahat melengkung. Dalam menggunakan pahat ini harus disesuaikan dengan bentuk ragam hias yang akan diukir. Terdapat empat jenis pahat yang dikenal dalam teknik ukir, yaitu sebagai berikut :

a) Pahat Kuku (penguku)
Pahat kuku memiliki mata pahat berbentuk lengkung seperti kuku manusia, digunakan pada bagian-bagian yang lengkung atau melingkar. Gunanya untuk membentuk cembung, cekung, ikal, dan pecahan aris maupun pecahan cawen.

b) Pahat lurus (pahat penyilat)
Pahat ini berbentuk lurus, digunakan untuk mengerjakan bagian yang lurus atau rata. Pahat penyilat juga dapat dipakai untuk membuat dasaran dan siku-siku pada tepi ukiran. 

c) Pahat lengkung setengah lingkaran (pahat kol)
Mata pahat kol berbentuk melengkung belahan setengah lingkaran. Gunanya untuk mengerjakan bagian-bagian cekung yang tidak dapat dikerjakan dangan pahat kuku. 

d) Pahat miring (pahat pengot)
Mata pahat ini berbentuk miring dan meruncing serta tajam sebelah. Gunanya untuk membersihkan sudut sela-sela ukiran dan meraut bagian-bagian yang diperlukan.

 2. Pemukul/ganden

Ganden atau alat pemukul yang digunakan dalam kegiatan mengukir biasanya terbuat dari kayu, meskipun ada juga yang menggunakan palu besi dan batu.

b. Tahapan Mengukir Kayu

1). Mempersiapkan alat dah bahan
2). Menggambar pola/rancangan
3). Nggetaki, proses memindahkan motif/garis ke benda kerja
4). Ndasari, proses mencongkel bagian dasar di luar motif agar lebih dalam
5). Mbukaki, proses membentuk pahatan pada motif batang, daun, dan bunganya (misal untuk motif bunga)
6). Mbenangi, proses membentuk benangan/garis pada motif batang, daun, dan bunga
7). Cawen, bentuk garis pada lekukan daun dan bunga
8). Mbabari, merapikan/membersihkan bagian ukiran yang belum sempurna
9). Finishing, menghaluskan tekstur dengan amplas dan memberikan pelapis vernis

2. Teknik Melukis/menggambar Ragam Hias Pada Kayu

Teknik menggambar ragam hias kayu dengan cara melukis adalah penerapan ragam hias pada benda seni/ produk kerajinan berbahan kayu dengan cara menorehkan hiasan/ ragam hias pada bidang produk kerajinan tersebut dengan cara dilukis menggunakan cat atau vernis. Selain teknik ukir, penerapan ragam hias kayu juga dapat diterapkan dengan cara melukis/ menggambar pada bidang kayu. Pada dasarnya kayu dapat diberi warna dengan berbagai macam cat, seperti cat minyak atau cat akrilik. Oleh karena itu, produk kerajinan dari bahan kayu juga dapat diberi hiasan ragam hias dengan teknik melukis. Berikut contoh penerapan ragam hias dengan teknik melukis pada produk bahan kayu yang dapat dijadikan sebagai bahan latihan dalam membuat ragam hias pada bahan kayu.

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu dengan cara Melukis Telenan

Salah satu seni kerajinan kayu yang dapat dijadikan sebagai media adalah talenan. Karena bentuk serta ukurannya tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar, serta memiliki permukaan yang halus sehingga memudahkan untuk menghasilkan ketika proses melukis.

ragam-hias-kayu-dengan-teknik-melukis-telenan

Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain:
a. Cat acrilic, cat poster, cat tembok+pigmen warna, atau cat lainnya yang bersifat tebal/ plakat.
b. Kuas dan palet
c. Pensil, kertas untuk membuat rancangan/ desain
d. Telenan dari bahan kayu

Langkah-langkah melukis/menggambar di atas talenan :
a. Menyiapkan bahan dan alat melukis (cat akrilik/cat tembok, kuas, dan palet)
b. Menyiapkan bahan kayu
c. Membuat rancangan gambar ragam hias pada kertas
d. Memindahkan gambar rancangan pada permukaan bahan kayu
e. Pewarnaan menggunakan cat untuk menyelesaikan gambar ragam hias
f. Finishing, memberikan lapisan vernis atau cat transparan pada permukaan kayu

Berikut ini video penerapan ragam hias pada bahan kayu dengan cara melukis telenan yang dapat kalian jadikan sebagai referensi dalam berkarya ragam hias pada bahan kayu.


3. Gabungan Antara Mengukir dan Melukis

Penerapan ragam hias dengan teknik gabungan antara mengukir dan melukis dilakukan dengan cara menggabungkan kedua teknik tersebut. Artinya cara penerapan ragam hias pada bahan kayu dilakukan dengan cara mengukir kayu terlebih dahulu selanjutnya memberikan warna dengan cara dilukis pada hasil ukiran tersebut. Teknik ini sering diterapkan dalam pembuatan benda-benda seni tradisional yang memiliki nilai seni dan nilai ekonomis yang tinggi seperti pada teknik pembuatan rancak gamelan, bangunan rumah adat tradisional daerah, pembuatan meubel seperti meja, kursi, almari dan lain-lain.

Manfaat Penerapan Ragam Hias pada Bahan Kayu

Dengan menerapkan ragam hias pada bahan kayu terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh baik bagi konsumen/ orang yang melihat sebagai penikmat karya seni karajinan tersebut maupun bagi pembuatnya. Adanya ragam hias pada sebuah karya kerajinan maupun karya seni dari bahan kayu dapat memberikan nilai yang positif bagi perkembangan seni dan budaya yang ada di masyarakat. Berikut ini beberapa manfaat penerapan ragam hias pada bahan kayu.

  1. Menambah keindahan. Artinya dengan adanya ragam hias akan menjadikan karya yang terbuat dari bahan kayu semakin indah dan menarik.
  2. Menambah nilai ekonomis. Artinya dengan memberikan ragam hias pada produk kerajinan atau karya seni dari bahan kayu menjadikan karya tersebut semakin bernilai ekonomis tinggi. Semakin rumit dan panjang proses pembuatan ragam hiasnya akan semakin mahal harganya.
  3. Sebagai simbolisasi nilai-nilai kebudayaan dalam sebuah masyarakat. Artinya ragam hias yang terdapat pada sebuah benda memiliki arti atau makna tertentu sesuai kepercayaan masyarakat pembuatnya.

sumber : https://www.senibudayaku.com/2021/01/ragam-hias-pada-bahan-kayu.html

Tuesday, 30 March 2021

CH.11 KELAS 8 YES, WE MADE IT!


RECOUNT  TEXT

KELAS VIII SEMESTER GENAP

 

 

Kompetensi DASAR (kd):
3.11 Membandingkan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan beberapa teks personal recount lisan dan tulis dengan memberi dan meminta informasi terkait pengalaman pribadi di waktu lampau, pendek dan sederhana, sesuai dengan konteks penggunaannya

  

Pada BAB ini kita akan belajar cara memberi dan meminta informasi terkait pengalaman pribadi di waktu lampau (Recount)

 

Kata Recount sejatinya memiliki 2 makna, yaitu re-count yang berarti menghitung ulang ataupun menceritakan kembali cerita di masa lalu, bergantung dari konteks kalimat yang digunakan. Pada materi kali ini, tentu saja yang kita bahas adalah menceritakan kembali cerita di masalalu. Berikut ini penjelasan lengkapnya.


 Pengertian RECOUNT

Dalam bahasa inggris, recount is retelling of an event or series of events. Dengan kata lain, Recount merupakan sebuah teks dalam bahasa inggris yang menceritakan pengalaman ataupun kejadian di masa lalu yang telah dialami.


Macam-Macam RECOUNT

Recount dibagi menjadi 3, yaitu :

  • Personal Recount : Recount yang menceritakan pengalaman pribadi di masa lalu.
  • Factual Recount : merupakan bentuk recount yang menceritakan fakta-fakta yang telah terjadi di masa lampau.
  • Imaginative Recount : Yaitu recoun yang berdasarkan hayalan atau imaginasi.

Ciri-Ciri RECOUNT TEXT

Recount memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  • Menggunakan past tense (waktu lampau)
  • Banyak menggunakan action verb
  • Banyak menggunakan conjunction
  • Banyak menggunakan adverb of time dan adverb of place
  • Menghubungkan urutan peristiwa berdasarkan kronologis kejadian

Fungsi RECOUNT TEXT

Karena recoun text merupakan jenis text yang menceritakan ulang kejadian atau peristiwa yang dialami di masa lampau, maka fungsi dari recount text sendiri yaitu untuk menarik perhatian si pembaca dan memberikan hiburan bagi pembaca.


Generic Structure RECOUNT TEXT

Generic structure (susunan umum) recount text ini terdiri dari:

  • Orientation tells who was involved, what happened, where the events took place, and when it happened.

("Orientation" menceritakan siapa saja yang terlibat dalam cerita, apa yang terjadi, di mana tempat peristiwa terjadi, dan kapan terjadi peristiwanya)

Pada bagian ini penulis menjelaskan tema apa dan bagaimana latar dari cerita tersebut.

  • Events tell what happened and in what sequence.

("Event" menceritakan apa yang terjadi (lagi) dan menceritakan urutan ceritanya)

Yaitu peristiwa yang terjadi mulai diceritakan oleh penulis berdasarkan kronologis kejadian.

  • Reorientation consists of optional-closure of events/ending.

("Reorientation" berisi penutup cerita / akhir cerita)

Reorentation bisa disebut dengan kesimpulan dalam cerita yaitu memberikan kesimpulan dari cerita tersebut.

 

Contoh RECOUNT TEXT 1

My Adolescence

I had my adolescence when I was thirteen.

It started with acne that showed up on my face. It was very annoying. It lowered my self-esteem and I was embarrassed to come out of my house and play with friends.

Fortunately, my Mum gave me a good medicine. In three weeks, the acnes started to vanish although those showed some black spots in my face.

That was my bad experience with adolescence, though there were still lots of good experience too.

Analisa :

Orientation       : Paragraf pertama, (I had my adolescence when I was thirteen)

Events              : Paragraf kedua dan ketiga.

Reorientation    : Paragraf keempat (terakhir)

 

Contoh Recount Text (2) tentang Pengalaman

My First Experience to Ride Motorcycle

ditulis oleh Resdwitarini

One day, when I was ten years old, my father bought an old motorcycle. That was " Honda 75". I think it was small light object and easy to ride it. I persuaded my father to teach me to ride " Honda 75 ". Firstly, my father refused my request and promised that he would teach me two or three years later, but I still whimpered. Finally, my father surrendered and promised to teach me.

He began to teach me riding the motorcycle around a field in my village. My father was very patient to give me some directions. I was very happy when I realized my ability to ride a motorcycle. " Yes, I can ".

One day later, when I was alone at home, I intended to try my riding ability. So, myself tried bravely. All ran fluently in the beginning, but when I was going back to my home and I passed through a narrow slippery street, I got nervous. I lost my control and I fell to the ditch.

After that, I told my father about the last accident. I imagined my father would be angry and never let me ride again. But the reality is exactly on the contrary, my father was very proud of me. He just gave me some advices and since that accident, I got my father's permission to ride motorcycle.

Analisa :

Orientation        :

Who               = I and my father

When             = When I was 10 years

What happen =  my father bought motorcycle and my father promised to teach me riding.

 

Events               :

My father taught me riding motorcyle --> I could ride, finally --> One day later, I tried riding motorcycle alone --> I fell to the ditch.

 

Reorientation     :

Paragraf terakhir.





Monday, 29 March 2021

WE LOVE WHAT WE DO-CHAPTER VI (JOB/PROFESSION) KELAS 7/K13

 

CHAPTER IV

WE LOVE WHAT WE DO

MATERI BAHASA INGGRIS KELAS VII

 

 

KOMPETENSI DASAR:
3.6 mengidentifikasi fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan teks interaksi transaksional lisan dan tulis yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait dengan tingkah laku/tindakan/fungsi orang, binatang, benda, sesuai dengan konteks penggunaannya (Perhatikan unsur kebahasaan kalimat declarative, interrogative, simple present tense)

INDIKATOR PEMBELAJARAN:
Pada pembelajaran modul sebelumnya, Ananda telah mempelajari tentang berbagai kata sifat yang mendeskripsikan orang, benda, dan binatang. Modul 6 ini masih berkaitan dengan orang, benda dan binatang. Ananda akan mempelajari teks interaksi transaksional tindakan memberi dan meminta informasi terkait dengan tingkah laku/tindakan/fungsi orang, serta Ananda juga akan mempelajari tentang kebiasaan yang dilakukan. Untuk itu indikator pembelajaran yang harus Ananda capai setelah mempelajari kegiatan belajar 1 adalah Ananda dapat (1) mengidentifikasi ungkapan yang digunakan untuk memberi dan meminta informasi terkait pekerjaan/ tingkah laku yang dilakukan orang (2) mengidentifikasi ungkapan yang digunakan untuk menanyakan dan memberi informasi terkait kebiasaan orang.

AKTIVITAS PEMBELAJARAN:

a. What do people do?

Let’s Get Ready

Pada pertemuan ini Ananda akan belajar teks interaksi transaksional terkait ungkapan menanyakan dan memberi informasi berbagai pekerjaan, kegiatannya, dan dimana pekerjaan tersebut dilakukan.

 

Now take a look at the picture below./Sekarang Ananda perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 6.1. Pekerjaan dan Keseharian

Wachidah, Siti, dkk. (2017). Bahasa Inggris untuk SMP/MTs Kelas VII: When English Rings a Bell . Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

 What do you see in the picture? Yes.

There are a farmer, a teacher, a mother, a surgeon, and students.

Do you know what a farmer does? Good. A farmer grows rice.

How about a teacher? What does a teacher do? Right. A teacher teaches students.

You see there is a mother. What does a mother do? Yes. A mother takes care of her family.

 

You will learn to ask for and give information related to actions of people in order to

identify, to criticize or to praise them.

 

Perhatika  dialog berikut:

Ananda cermati kalimat tanya yang di cetak tebal dan respon dari pertanyaan

tersebut. Tuliskan pertanyaan serupa dan jawabannya yang terdapat pada dialog

tersebut pada tabel berikut ini.


Dari beberapa pertanyaan di atas Ananda dapat mengetahui bagaimana

menanyakan tentang pekerjaan seseorang dan Ananda mengetahui juga bagaimana

menyatakan pekerjaannya

 

Activity 2.

Nah, Ananda sudah mengetahui ungkapan menanyakan dan menyatakan pekerjaan seseorang. Sekarang Ananda mempraktikannya kepada beberapa teman satu kelas Ananda tentang pekerjaan anggota keluarga teman Ananda masing-masing, seperti contoh pada tabel berikut:


Setelah Ananda menanyakan pekerjaan anggota keluarga teman-teman Ananda,

selanjutnya Ananda mempresentasikan informasi tentang pekerjaan orang tua (ayah

dan ibu) 5 orang teman sekelas. Ananda dapat mempresentasikan seperti contoh

berikut ini;


Activity 3.

Pada kegiatan selanjutnya Ananda secara berkelompok akan mengidentifikasi

berbagai pekerjaan berdasarkan gambar yang diberikan


Activity 4

Setelah Ananda memahami berbagai jenis pekerjaan, selanjutnya Ananda berkelompok mengidentifikasi work activities berdasarkan gambar-gambar dari pekerjaan berikut ini.



Ananda diskusikan dengan teman kelompok Ananda untuk melengkapi tabel

berikut ini berdasarkan gambar di atas (no 1-14).

SOURCE:
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/b-inggris-modul-6-we-love-what-we-do/